Keberlanjutan

Program Kemitraan Dan Sosial

Pemetaan Sosial

Pemetaan Sosial (Social Mapping) adalah proses penggambaran masyarakat yang sistematik serta melibatkan pengumpulan data dan informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profile dan masalah sosial yang ada pada masyarakat tersebut.

Pemetaan Sosial bermanfaat bagi kepentingan suatu perusahaan atau suatu lembaga untuk :

  1. Paham Karakteristik masyarakat yang akan dibina
  2. Tahu potensi dan masalah masyarakat sasaran
  3. Mengetahui kebutuhan masyarakat
  4. Sebagai dasar penentuan program agar tepat guna.

Social mapping sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, asalkan tahu data apa yang akan dicari dan bagaimana mencarinya, serta kemampuan komunikasi dan menggali data di lapangan. Secara umum bisa dilakukan oleh personil internal perusahaan atau oleh pihak eksternal seperti Akademisi, LSM, Lembaga Penelitian.

PT. Refined Bangka Tin mencoba fokus untuk mengembangkan komunitas di daerah sekitar pabrik dan tambang agar tepat guna. Adapun wilayah yang akan digarap yaitu Kecamatan Sungailiat dan Kecamatan Pemali (Desa Penyamun).

Pemetaan Sosial di Kecamatan Sungailiat

Pabrik Smelter Timah PT. Refined Bangka Tin beroperasi di Kawasan Industri Jelitik, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung.

Wilayah Kecamatan Sungailiat meliputi 4,28 persen wilayah Kabupaten Bangka dengan wilayah terluas dimiliki oleh Kelurahan Kenanga. Sedangkan wilayah terkecil dimiliki oleh kelurahan Sri Menanti. Sebagaimana daerah lain di Pulau Bangka, tanah di Kecamatan Sungailiat mengandung mineral bijih timah dan bahan galian lain seperti kaolin, pasir kuarsa, tanah liat, dan batu gunung.

Kecamatan Sungailiat terdiri dari 13 Desa dan Kelurahan dimana terdapat 6 Kelurahan pemekaran dari 7 Desa/kelurahan yang telah ada. Terdapat tiga kelurahan yang mengalami pemekaran yaitu kelurahan Parit Padang yang mekar menjadi Parit Padang, Lubuk Kelik, Bukit Betung Surya Timur dan sebagian Jelitik; Sinar Baru pecah menjadi Sinar Baru, Matras dan Sinar jaya Jelutung; dan Kelurahan Sungailiat pecah menjadi sebagian Jelitik.

Indikator ketenagakerjaan merupakan indikator penting yang selalu menjadi perhatian banyak pihak terutama pemerintah. Pertumbuhan penduduk yang diikuti dengan peningkatan angkatan kerja yang tidak terserap dapat menimbulkan masalah sosial yang dikenal dengan istilah pengangguran. Menurut data kantor Kecamatan Sungailiat terdapat 11.471 penduduk yang memiliki mata pencaharian di bidang industri di tahun 2015. Industri di Kecamatan Sungailiat memang cukup banyak baik industri besar/sedang yang bergerak di pengolahan timah ataupun industri rumah tangga yang mengolah makanan olahan seperti kerupuk maupun kemplang. Jenis pekerjaan terbanyak kedua yaitu buruh bangunan, tercatat 8.233 orang dan juga pedagang sebanyak 7.943 penduduk.

Selain itu Industri dan buruh bangunan, banyak juga penduduk yang memiliki mata pencaharian nelayan sebesar 6.334 orang. Hal ini disebabkan wilayah Sungailiat yang berbatasan langsung dengan laut membuat nelayan menjadi salah satu pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tidak salah jika Kecamatan Sungailiat juga menjadi kecamatan yang memiliki potensi perikanan.

PERIKANAN DI KABUPATEN BANGKA

Kabupaten Bangka secara geografis sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan laut, antara lain: sebelah utara berbatasan dengan laut Natuna; dan Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Wilayah Kabupaten Bangka merupakan wilayah pesisir yang panjang dan dikelilingi pulau-pulau kecil disekitarnya. Selain memiliki perairan laut yang cukup luas, Kabupaten Bangka juga memiliki perairan payau, rawa, sungai dan kolong (eks galian timah), yang mempunyai potensi perikanan yang cukup besar dan prospektif bila dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.

Sub sektor perikanan khususnya perikanan laut sangat dominan di Kabupaten Bangka mengingat Pulau Bangka dikelilingi oleh lautan dan berbatasan dengan laut Cina Selatan yang memiliki sumber daya laut yang relatif besar untuk dikembangkan. Selain potensi perikanan tangkap laut di kabupaten Bangka juga berpotensi untuk pengembangan budidaya laut antara lain untuk komoditas kakap, kerapu, dan rumput laut. Komoditas Perikanan laut yang memiliki nilai ekonomis penting di Kabupaten Bangka antara lain Kerapu, Kakap Merah, Udang, Cumi-cumi, Kerang, Sirip Ikan Hiu, Pari, Tenggiri, Tongkol dll. Peariran laut Kabupaten Bangka juga menyimpan potensi non ikan yaitu untuk pengembangan wisata bahari dan benda berharga asal muatan kapal yang tenggelam dan penambangan lepas pantai.

IKAN LAUT DAN AIR TAWAR

Jumlah produksi dan nilai tangkapan ikan tahun 2015 yaitu 26.005,42 ton jumlah produksi, dan 572.119.240 (ribu) rupiah nilai tangkapan. Jumlah produksi dan nilai budidaya ikan sebesar 477,80 ton dan 22.193.710 (ribu) rupiah nilai budidaya ikan yang mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

Potensi Perikanan darat juga tak kalah banyaknya, baik perikanan tangkap maupun budidaya. Sungai, Rawa dan Kolong memiliki potensi untuk pengembangan perikanan. Komoditas perikanan yang biasa ditangkap dari perairan tersebut dan merupakan ikan konsumsi bagi masyarakat lokal namun memiliki nilai ekonomis adalah ikan Gabus, Baung, Udang Galah, Lele lokal, Belida, dll. Ikan-ikan tersebut juga berpotensi untuk dibudidayakan. Sedangkan ikan-ikan konsumsi yang sudah dibudidayakan di kolam-kolam dan tambak antara lain adalah ikan patin, lele, gurami, nila, mujair, bawal, mas, baung dll. Selain di kolam ikan-ikan tersebut juga dapat dibudidayakan di Keramba jaring apung di sungai dan kolong.

Disamping ikan konsumsi, Kabupaten Bangka juga berpotensi untuk pengembangan ikan hias mengingat lokasi Kabupaten Bangka yang dekat dengan pasar ikan hias Asia dan akses transportasi yang mudah ke Jakarta dan Sumatera, Ikan hias ekonomis penting yang dapat dikembangkan antara lain Mas koki, Maanvis, Kelesak, Cupang, Black Ghost, Lobster air tawar, dll.

Perairan payau seluas 82.274 ha berpotensi untuk pengembangan budidaya air payau antara lain untuk budidaya udang windu, vanameii, kakap putih dan ikan nila. Banyaknya hasil perikanan ikut mendorong berkembangnya industri pengolahan perikanan di Kabupaten Bangka. Beberapa produk hasil pengolahan perikanan yang terkenal dari Kabupaten Bangka antara lain: terasi, kerupuk ikan, kerupuk udang, kerupuk telur cumi (kricu), getas, empek-empek, otak-otak ikan dan sebagainya.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas dan juga kondisi lokasi Pabrik yang sangat dekat/berbatasan langsung dengan laut dan dengan Kampung Nelayan Jelitik, maka sudah sejak 2007 PT. Refined Bangka Tin melakukan pendekatan sosial terhadap masyarakat sekitar dengan memberikan bantuan-bantuan yang bermanfaat. Dan agar lebih mudah melakukan koordinasi di lapangan selain dengan kepala lingkungan juga bekerjasama dengan LSM setempat yaitu LSM HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Kabupaten Bangka.

Dari hasil diskusi dengan LSM HNSI dan Nelayan sekitar, maka mulai tahun 2015 PT. Refined Bangka Tin membuat Program Budidaya Ikan Nila sebagai tambahan penghasilan bagi nelayan apabila mereka tidak bisa melaut karena kondisi cuaca dan minimnya lahan dan lainnya. Sebagai langkah awal PT. Refined Bangka Tin memberikan bantuan dana sebesar Rp. 30 juta kepada LSM HNSI.

Pendampingan Program tersebut sempat terhenti pada tahun 2016 karena kondisi PT. Refined Bangka Tin yang berhenti beroperasi dan berganti kepemilikan. Tahun 2017 direncanakan akan dilanjutkan dan ditingkatkan.

Pemetaan Sosial di Kecamatan Pemali (Desa Penyamun)

Lahan Tambang Timah PT. Refined Bangka Tin beroperasi di Desa Penyamun, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung.

Kecamatan Pemali terdapat enam desa yang terdiri dari Penyamun, Pemali, Air Duren, Air Ruai, Karya Makmur, dan Sempan. Desa dikepalai oleh seorang kepala desa yang pengangkatannya melalui pemilihan kepala desa (PILKADES). Pada tahun 2015, di Kecamatan Pemali terdapat 6 kepala desa serta memiliki 22 dusun, 71 blok sensus, 108 rukun tetangga. Dimana desa yang memiliki wilayah administrasi terbanyak adalah Desa Air Ruai dengan total 5 dusun dan 25 Rukun Tetangga. Jumlah bantuan dana pembangunan yang diterima oleh Kecamatan Pemali tahun 2015 mencapai 6 276,1 juta rupiah. Bantuan dana pembangunan terdiri dari dana APBN dari pemerintah pusat, APBD I dari pemerintah provinsi dan Alokasi Dana Desa (ADD). Bantuan dana pembangunan dari pemerintah pusat (APBN) baru ada pata tahun 2015. Desa Karya Makmur menerima dana bantuan pembangunan terbanyak sebesar 1 089,6 juta rupiah sedangkan paling kecil dialokasikan ke Desa Sempan.

Kecamatan Pemali memiliki banyak lahan pertanian terutama di sektor perkebunan seperti karet, lada dan kelapa sawit. Menurut data dari kantor Kecamatan Pemali, ada sebanyak 24,57 persen masyarakat yang memiliki mata pencaharian sebagai petani. Sedangkan sebanyak 42,02 persen memiliki mata pencaharian sebagai Buruh Bangunan. Selain itu, terdapat 15,23 penduduk dengan mata pencaharian Buruh Pertambangan.

Menjadi tenaga kerja merupakan salah satu tuntutan sosial masyarakat untuk mendapatkan kebutuhannya. Tenaga kerja menjadi indikator penting dalam perekonomian suatu daerah yang tidak hanya dilihat dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Peningkatan kualitas bukan hanya akan memberikan harga balas jasa yang lebih tinggi tetapi juga akan meningkatkan harkat hidup masyarakat menjadi lebih baik.